Tuesday 26 December 2017

Vibiznews forex cargo


O Forex Cargo é um intermediário de transporte marítimo licenciado e vinculado, transportador comum não-embarcação (OTI-NVOCC) que se especializa no transporte de bens domésticos e efeitos pessoais para as Filipinas, através de carga marítima. A Forex Cargo continua a ser o incontestável e o número um dos carregadores das caixas balikbayan porta-a-porta nas Filipinas. Desde a sua criação em 1983, a Forex Cargo orgulhou-se em oferecer um serviço incomparável seguro, rápido e confiável. Ligue-nos a qualquer hora no Office. 904-458-7447 Fax: 904-272-9722 Endereço: 6625 Argyle Forest Blvd 10 Jacksonville, FL 32244 Ligue-nos a qualquer hora (Vibiznews - FX) - Salah satu indikator fundamental ekonomi yang memiliki dampak yang cukup kuat dan significikan terhadap pergerakan kurs pada perdagangan Forex adalah Mudança de emprego não agrícola Amerika Serikat, indikator ini biasa juga professbut dengan Non-Farm Payrolls, NFP atau Change de emprego. Indikator NFP merupakan dados statistik yang dikeluarkan oleh Departamento de Trabalho dos Estados Unidos sebagai salah satu laporan yang menunjukkan kondisi pasar tenaga kerja AS, dan walaupun terjadi perubahan pada latar belakang situasi ekonomi, sejauh ini indikator tersebut masih memiliki dampak yang cukup signikan terhadap pergerakan kurs terutama Dólar COMO. Interpretasi Ekonomi Indikator NFP. Secara umum interpretasi terhadap perubahan NFP atau perubahan jumlah penduduk AS yang dipekerjakan, dapat diinterpretasikan sebagai dua hal. Yang pertama adalah membaiknyamemburuknya sektor bisnis AS, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Adapun interpretasi yang kedua adalah menandakan potensi membaiknyamemburuknya daya beli masyarakat dengan semakin meningkatnyamenurunnya jumlah penduduk yang menerima upah atau gaji. Dengan adanya dua macam interpretasi ini tidaklah mengherankan jika indikator ini memiliki dampak yang significante terhadap sektor keuangan termasuk didalamnya perdagangan valuta asing (forex). Selain dampaknya terhadap bisnis dan ekonomi secara umum, aspek kecepatan dirilisnya dados ini (atualizado) menyebabkan indikator ini sangat diperhatikan oleh investidor pada sektor keuangan. Informasi Sekunder Yang Diperhatikan Investor. Selain informasi primer yaitu membaik atau memburuknya penyerapan tenaga kerja AS, informasi lain atau informasi sekunder yang juga menjadi pertimbangan dalam rilis dados NFP ini adalah: 1. Tingkat pengangguran secara umum. 2. Rata-rata upah por jam e jumah jam kerja dalam satu minggu. 3. Revisi pada rilis data sebelumnya. Adanya beberapa faktor tambahan yang menjadi perhatian investor ini juga, memberikan dampak terhadap pergerakan kurs. Efek dari informasi sekunder ini dapat memperbesar efek dari informario iniciador e dalam beberapa kasus tertentu informasi sekunder dapat Meredam Dampak Dari NFP tersebut sehingga seolah-olah teranulir. Berikut pengamatan atas dampak rilis dados NFP dalam 6 bulan terakhir dibandingkan pergerakan Dólar AS yang dalam hal ini direpresentasikan oleh indek Dólar AS. Pada setiap gambar garis merah vertikal merupakan waktu rilis dados do tempo frame grafik adalah M30. Informasi yang bertendensi negatif diceta dengan warna merah sedangkan informasi bertendensi positif dadostak dengan warna biru. Dados Rilis. 5 Maret 2018. Dados Rilis. 5 de fevereiro de 2018 Dados Rilis. 8 Januari 2018 Dados Rilis. 4 de dezembro de 2009. Rilis data. 6 de novembro de 2009. Rilis data. 2 Oktober 2009. Poste sob Keuangan di 10.13 Diposkan por NewS (Vibiznews 8211 Economy) 8211 Hari Rabu kemarin BI telah merilis daftar 10 banco terbesar di Indonésia. Sepuluh bank terbesar ini disusun berdasarkan jumlah aset yang dimiliki. Terpantau bahwa Banco Mandiri masih menjadi banco dengan total aset terbesar di Indonésia. Adapun ke 10 banco terbesar nilai asetnya di Indonésia por bulano Desember 2009 lalu adalah: (Nilai aset dihitung dalam triliun rupiah) (1103) 1. PT Bank Mandiri Tbk 8211 328.01 2. PT BRI Tbk 8211 250.54 3. PT BCA Tbk 8211 247.61 4 PT BNI Tbk 8211 198.92 5. Banco PT Danamon Tbk 8211 102,98 6. Banco PT CIMB Niaga Tbk 8211 74,48 7. PT Pan Indonésia Banco Tbk 8211 68,14 8. Citibank NA 8211 55,49 9. Banco PT Permata Tbk 8211 54,37 10. PT BII Tbk 8211 53.09 Peta Kepemilikan Perbankan Indonésia Masih Bias ke Asing Dilihat 10 banco dengan jumlah aset terbesar di Indonésia tersebut ternyata porsi kepemilikan asing dalam perbankan Indonésia tampak cukup besar. Tercatat pada tahun 1999, porsi kepemilikan asing perbankan nasional hanyalah sebesar 11.6. Kemudian pada akhir tahun 2007, porsi kepemilikan asing melejit hingga 44.6. Apalagi, setelah HSBC melakukan akuisisi terhadap 88.89 saham Bank Ekonomi senilai 607.5 triliun, kini porsi kepemilikan em termos de mencapai nyaris separuh industri perbankan nasional, atau tepatnya 47.02. Banco Central da Ásia (BCA), misalnya, 51 sahamnya dikuasai oleh Investimento Farindo, yakni sebuah perusahaan yang 90 kepemilikannya dimiliki oleh konsorsium asing, yakni Farallon Capital asal Maurícias. Penjualan BCA ini sempat heboh, karena transaksi ini dipercaya merugikan negara. Selain itu, sejumlah banco-banco terbesar lainnya di Indonesia juga dikuasai asing. Dari kesepuluh banco terbesar di atas tercatat bahwa Banco OCBC NISP memiliki porsi kepemilikan como paling besar, yaitu mencapai 72, yang dimiliki oleh OCBC. Danamon menyusul dengan kepemilikan sebesar 68.8 por Temasek Holding. Sementara itu CIMB Niaga memiliki porsi kepemilikan oleh CIMB Group sebesar 60.38. Bank Panin dimiliki oleh ANZ Bank sebesar 38. Permata sebesar 44.6 Sahamnya dimiliki oleh Standard Chartered, dan BII tercatat dimiliki oleh Maybank sebesar 55.85. Banco de banco de Selain, tearbut, juga masih ada banco-banco kecil yang dijual ke asing, seperti Banco Halim, Banco Nusantara, Banco Haga, Banco Hagakita, Banco Swadeshi, Banco Indomonex, Banco Swaguna, dan Banco ANK yang sebagian besar kini sudah menjadi milik Investidor em mulai dari Cina, Jepang, Austrália, Belanda, Índia Índia. Maraknya pencaplokan bank nasional oleh asing antara lain disebabkan peraturan Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang mewajibkan bank untuk memenuhi jumlah aset mínimo sebesar Rp 80 miliar pada tahun 2007, kemudian Rp 100 miliar pada tah de 2018. Isu Penerapan API Picu Maraknya Kepemilikan Asing per Perifford Indonésia Sekitar dua tahun lalu, marak terdengar isu API (arsitektur Perbankan Indonesia) yang diluncurkan BI. API yang rencananya akan dicanangkan pada tahun 2018, menyebabkan banyak bank berlomba mengumpulkan aset sebanyak mungkin. Melalui API, BI mencoba mengatur struktur bank di Indonesia (jumlah bank). Direncanakan banco-banco akan diklasifikasikan menurut jumlah asetnya, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. banco internasional dengan kapasitas dan kemampuan untuk beroperasi di wilayah internasional serta memiliki aset di atas Rp50 triliun 82112 sd 3 banco saja 2. Banco nasal yang memiliki cakupan usaha yang sangat Luas dan beroperasi secara nasional serta memiliki aset antara Rp10 triliun sd Rp50 triliun 82113 sd 5 banco 3. Banco fokus yang kegiatan usahanya terfokus pada segmen usaha tertentu sesuai dengan kapabilitas dan kompetensi banco masing-masing. Banco-banco tersebut memiliki aset antara Rp100 miliar sampai dengan Rp10 triliun 821130 sd 50 banco 4. Banco Perkreditan Rakyat (BPR) dan banco dengan kegiatan usaha terbatas yang memiliki aset di bawah Rp100 miliar.8211 ilimitado Kebijakan API inilah yang membuat banco bancário besar Di Indonésia (banco-banco nasional), terutama yang berurusan dengan usaha pemilik modal besar menjadi sedikit kerepotan. Dengan pembatasan jumlah banco nasional hanya sejumlah 3 sd 5 banco, banco de banco de membuat besar nasional Indonésia berlomba-lomba mengumpulkan aset sebanyak-banyaknya. Karena menurut kebijakan API, Bank-bank nasional tersebut jika tidak bisa mencapai asset 10 sd 50 Triliun, harus rela dicaplok oleh banco lain yang lebih besar kepemilikan asetnya. Sehingga muncul fenomena baru yang terjadi belakangan ini, yaitu munculnya banco bancário jangkar (banco âncora) yang siap mencaplok banco bancário kecil dalam usaha pemenuhan asetnya. Tidak heran juga kalau belakangan ini, banyak banco-banco yang menggaet investor asing (banco como) untuk memenuhi kecukupan persyaratan asetnya.

No comments:

Post a Comment